lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah sebagai salah satunya tempat atau sarana yang umum dipakai sebagai media evaluasi pada proses belajar mengajarkan di Indonesia. Sering kita dengar jargon-slogan di beberapa tempat khususnya di sekoloah, yang didalamnya ajak kita untuk jaga kebersihan lingkungan. Namun jargon barusan tidak kita hiraukan, jargon barusan perannya cuma seperti hiasan semata tidak ada didalamnya, walau sebenarnya isi pada sebuah jargon penting untuk kita.
Banyak jargon yang ajak kita untuk jaga kebersihan, tetapi apa realitanya? Pelajar masih buang sampah asal-asalan, selainnya ini pelajar menyobek-robek kertas dalam kelas apabila makan jajan pada tempat A buntelnya dibuangnya pada tempat A, walau sebenarnya di beberapa tempat itu sudah disiapkan tempat sampah. Pasti kita tidak ingin sekolah kita jadi kotor, kotor dan sarat dengan sampah dan kehilangan keelokannya. Selain itu sampah yang kita membuang asal-asalan barusan bisa mencemarkan lingkungan, baik dalam kelas atau di luar kelas dan bisa mengakibatkan situasi belajar kita tidak nyaman.
Jika lingkungan sehat karena itu semua makhluk hidup yang terdapat disekitar kita akan bisa bernafas secara baik. Khususnya kita sebagai pelajar bisa terima materi evaluasi secara baik. Karena jika ruang kelas bersih, tentulah udara akan sejuk. Dan karena itu otak bisa jalankan peranan dan manfaatnya dengan prima.
Ada banyak persoalan penting yang perlu kita ulas dalam Artikel berikut, salah satunya :
1. Kebersihan lingkungan menggerakkan semangat belajar pelajar
Dalam tiap faktor dan sikap pelajar tentu saja terlihat dari rutinitas nya tiap hari. Demikian pada lingkungan kelas bahkan juga lingkungan sekolah sekalinya. Jika lingkungan sekolah atau lingkungan kelas termasuk ruang kelas bersih dan diatur sebagus – bagusnya, karena itu motivasi belajar yang timbulpun akan ajak teman dekat-sahabat untuk semangat saat meng ikuti evaluasi.
2. Kebersihan lingkungan jadi keunggulan sekolah
Kita mengetahui, jika kebersihan lingkungan sekolah berpengaruh dan punya pengaruh besar untuk pelajar ditambah lagi untuk sekolah tersebut. Karena semuanya orang tentu menyelidik keadaan atau kondisi sekolah saat sebelum jadi pelajar di sekolah itu . Maka, untuk jaga nama baik sekolah, tiap pendorong-penggeraknya harus jaga kebersihan dan kenyamanan di sekolah dan keamanan di sekolah. Lebih dulu untuk beberapa pelajar / siswi di SMA Negeri 1 Bojonegara.
3. Sikap sebagai cermin sekolah
Dalam tiap faktor, sikap sesuatu pribadi memengaruhi watak masa datangnya. Dengan begitu, sekolah dipandang oleh warga di tempat dengan menyaksikan beragam jenis karakter seorang pelajar atau satu kelompok orang pelajar di SMA Negeri 1 Bojonegara. Berikut yang disebutkan cermin personalitas. Yakni menunjukkan karakter seorang pelajar di SMA Negeri 1 Bojonegara.
4. Kebersihan bisa membuat lancar otak manusia
Perlu kita mengetahui jika lingkungan bersih atau tidak berpengaruh besar untuk otak manusia. Karena oksigen berbentuk O2 yang dihirup lewat paru-paru beberapa berperan untuk membuat lancar peredaran darah lewat saraf otak manusia. Perihal ini pula yang selalu dicemaskan manusia. Hingga mereka bisa jaga kebersihan lingkungan disekitarya.
5. Penanaman pohon bagus untuk lingkungan
Penanaman pohon kembali atau yang paling sama dengan penghijauan bisa memengaruhi besarnya jumlah oksigen yang bisa dihirup manusia. Jika dilingkungan sekolah ditanam beberapa pohon teduh, karena itu pada tempat itu tentu terdapat banyak oksigen yang bersih dan fresh. Dan pohon-pohonan bisa kurangi pencemaran dan cahaya matahari langsung.
Lingkungan ialah suatu hal tanda-tanda alam yang terdapat di sekitar kita, di mana ada hubungan di antara factor biotik (hidup) dan factor abiotik (tidak hidup). Lingkungan sediakan rangsangan (stimulan) pada pribadi dan kebalikannya pribadi memberi tanggapan pada lingkungan. Pada proses hubungan itu bisa terjadi peralihan dalam diri pribadi berbentuk peralihan perilaku.Oemar Hamalik dalam teorinya “Kembali lagi ke Alam” memberikan begitu keutamaan dampak alam pada perubahan peserta didik. Menurut Oemar Hamalik Lingkungan (environment) sebagai dasar edukasi ialah factor keadaanonal yang memengaruhi perilaku pribadi dan sebagai factor belajar yang terpenting. Lingkungan yang ada di sekitar kita bisa dijadikan sumber belajar. Lingkungan mencakup:
a. Warga disekitar sekolah
Lingkungan fisik di sekitar sekolah, Bahan- bahan yang masih ada atau mungkin tidak digunakan dan bahan- bahan sisa apabila diproses bisa digunakan untuk sumber atau alat tolong dalam belajar; dan Kejadian alam dan kejadian yang terjadi dalam warga.
Karena ada pendayagunaan lingkungan sebagai media evaluasi ini guru mengharap pelajar semakin lebih dekat pada lingkungan hingga tumbuhkan rasa cinta akan lingkungan sekelilingnya:
a. Menanami halaman sekolah dengan beberapa tumbuhan dan bunga-bunga;
b. Bawa beberapa tumbuhan dan beberapa hewan ke kelas;
c. Mengupayakan mengumpulkan rerumputan dan daun-daunan (herbarium), serangga (insektarium), ikan dan binatang air (aquarium);
d. Memakai bebatuan dan kerang-kerangan, semuanya bisa dijadikan sumber pelajaran.
Leave a Reply